Coklat. Dan Nostalgia Masa Kecil.

Jadi sebenarnya uang jajan saya adalah tetap 100 rupiah selama sekitar 4 tahun.

Postingan ini bukan tentang Band Coklat. Meskipun saya suka beberapa lagunya. Bukan juga tentang coklat yang berhubungan dengan valentine yang jatuh di bulan ini...

Coklat. Saya suka coklat. Di kamar saya ada susu coklat, selai coklat, ada meises(coklat butir) coklat, ada stoples astor coklat(stoplesnya doang), stoples wafer coklat(ini juga udah abis) dan pembungkus coklat. Saya tadi pagi makan roti bakar coklat. Yah. Saya suka coklat. Tapi bukan warna coklat. Tapi coklat yang bisa dimakan.

Coklat yang ingin saya bahs disini adalah beng-beng. Coklat yang murah dan biasa2 saja mungkin bagi sebagian orang. Beberapa hari yang lalu saya ke swalayan dan melihat banyak coklat. Ada silverqueen baru (baru saya lihat??) yang ada rasa jeruknya. Sayangnya mahal. Mungkin hanya beng-beng yang bisa saya beli.

Beberapa tahun yang lalu saya sering membeli silverqueen. Coklat ini adalah sebagai hadiah kepada diri saya setelah saya belajar selama seminggu buat ujian. Otak saya tidak bisa dipakai berlama-lama. Jadi butuh dopping tambahan kalo ingin memakainya secara lebih, atau minimal setelah dia capek, harus diberi kompensasi penghilang stress. Coklat. Yang memang katanya dapat memberikan rasa rileks.

Tapi karena harga coklat mahal dan semakin mahal buat kantong saya, jadi yah, silverqueen lama kelamaan menghilang dari kehidupan saya.

Kemarin saya membeli 2 beng-beng di kampus. Satunya saya makan kemarin dan satunya lagi tadi maghrib. Beng-beng hazelnut. Saya tidak bisa membedakan rasanya dari yang original. Tapi tetap saja ini coklat yang selalu pas di mulut saya.

Ketika memakannya tadi sore, saya jadi teringat masa lalu saya ketika masih SD. Sewaktu saya SD uang jajan saya adalah 100 rupiah. Itu waktu kelas satu. Kelas 3 SD uang jajan saya adalah 300 rupiah. Tapi angkot untuk pergi ke Sekolah adalah 100 dan pulangnya juga 100. Jadi sebenarnya uang jajan saya adalah tetap 100 rupiah selama sekitar 4 tahun.

Alkisah, sewaktu menemani Emak belanja di toko kelontong dekat rumah, saya pun melihat makanan ringan yang misterius. Makanan ini memancarkan kilauan dari bungkus merahnya yang menantang. Anehnya, kenapa makanan ini di masukkan dalam stoples? padahal sudah dibungkus dengan kemasan yang bagus. Saya lupa kapan saya pertama kali mengetahuii bahwa makanan dalam stoples itu adalah beng-beng dan membelinya. Yang saya ingat adalah beng-beng ini harganya 1000 rupiah. Dibandingkan dengan coklat lain yaitu TOP, yang harganya hanya 500 rupiah.

Beng-beng jelaslah sangat mahal...


Jauh di dalam diri saya adalah sesosok pekerja keras, dan tidak mau menyerah. Uang saku yang hanya 300 itu harus saya manfaatkan sebaik mungkin. Dikenalkalah saya dengan jalan pintas menuju SD oleh teman saya. Maka sejak itu, saya pulang berjalan kaki. Kemampuan jajan saya pun bertambah dua kali lipat. Sekarang saya bisa jajan 200 rupiah dalam satu hari. Kamu sudah tahu kan kawan? bahwa 200 dikalikan 5 itu 1000. Saya bisa membeli beng-beng jika menabung dalam 5 hari. Singkat cerita. Tiap sepuluh hari saya bisa punya uang 1000(kadang lebih 200 atau 300) untuk membeli beng-beng. Kenapa bukan 5 hari? Karena saya waktu itu masih anak-anak. Bersekolah tiap hari dengan tidak jajan, sementara anak2 lain belanja segala macam mulai dari kertas binder, yoyo, mainan, bakso, siomay, cup-cup, magah snack, mega mie, fuji, fuji mie dan pulang berjalan kaki berpanas-panasan sementara anak lain dijemput oleh ibunya, sungguh tidak baik bagi perkembangan saya. Maka setelah sekitar 10 hari saya pun mengambil tabungan saya 1000 rupiah. Kemudian dengan mengendarai sepeda saya pun pergi membeli ke toko yang agak jauh dari rumah saya.

Kenapa harus toko yang jauh??

Tentu saja biar teman sekitar rumah saya tidak tahu kalo saya telah membeli satu buah beng-beng. Saya tidak pelit kawan, namun perhitungan. Saya menabung lebih dari seminggu untuk membeli beng-beng ini. Tidak saya biarkan kalian menyentuhnya secuil pun.

Sebelum memakannya beng-beng tersebut saya taruh terlebih dahulu di freezer hingga membeku. Beng-beng termasuk coklat yang sangat mudah lumer menurut pengamatan saya. Maka sebaiknya jangan dimakan langsung untuk menghindari  menempelnya lumeran coklat menempel di kemasannya. Jika terlanjur dibuka dan ternyata lumer, Maka anda punya pilihan, merelakan sebagian tabungan 10 hari anda untuk dibuang begitu saja bersama kemasannya, atau mengorbankan image anda untuk mencolek coklat tersebut dengan jari telunjuk.

P.S. Sebagai seorang anak kecil saya pasti memilih opsi terakhir.

Postingan norak ini dipersembahkan oleh...

6 comments:

Rosa said...

:))

no wonder. kamu punya potensi tinggi. ayoooo digunakaaaan

Setia Negara B. Tjaru said...

Heh??
Kok potensi Cha'?
Apa ini komen buat post sebelumnya??

Adityar said...

Kawan, bertahun-tahun aku mengenalmu. Baru kutahu kesamaan kita. Aku juga suka cokelat. Lagaknya kita harus menikah #ngeeeekkk

Setia Negara B. Tjaru said...

Wew. Asal dengan mas kawin coklat 50kg. 24 karat. saya mungkin mau...

Adityar said...

Tunggu dulu. Saya masih bingung, siapa yang ngelamar siapa?
*kalau ada fans yang baca bisa gawat*

Anonymous said...

Penasaran, apakah setia akan menabung untuk membeli silverqueen? haha

Post a Comment

Terima Kasih. Komentarnya sangat saya hargai dan saya tunggu-tunggu tiap hari :)

 
Share Me!