Setelah Idul Adha yang lalu saya dan teman-teman dari Makassar mengunjungi Warung Coto Daeng Tata yang terletak di Jalan Setiabudi. Kami cukup senang setelah makan disini karena kami bisa merasakan cita rasa makanan kampung kami ketika Idul Adha. Sementara orang lain mungkin sudah bersama keluarganya di rumah masing-masing menikmati santapan yang dibuat oleh Ibu mereka, kami hanya makan Coto yang untuk tambah semangkuk pun kami masih berpikir keras (harganya mahal, jika dibandingkan harga coto sebenarnya di makassar). Akhirnya saya hanya tambah kuah, ya kuah, tragis. Itu karena saya ingin memesan Pisang Ijo yang harga seporsinya sedikit jauh di atas normal. Setelah kenyang dan pusa mengumpat harga-harga yang ada di warung tersebut, kami 20 orang anak perantauan dari dulawesi selatan pun berangkat ke PVJ (paris van Java).
Sebelum kami masuk ke dalam gedung nya saja sudah memberikan atmosfir berbeda kepada kami. Pertama, kami berjalan bergerombol 20 orang. 20 orang berjalan bergerombol dengan beberapa orang memakai sendal jepit swallow serta jenggot yang tidak terurus tentu saja menarik perhatian. Kedua, kantong plastik yang dibawa salah satu teman kami yang sebenarnya berisi pisang ijo terlihat seperti benda aneh. Di PVJ kan kantong plastik nya ada mereknya, ini cuma kantong kresek hitam dan dibawa oleh seseorang yang mencurigakan, dan dikawal juga oleh gerombolan yang mencurigakan. Tiap bertemu dengan satpam, kami menyembunyikan kantong plastik itu. "Tenang, Pak. Kami bukan teroris..."
Sebenarnya inti dari cerita saya diatas adalah saya tidak semangat lagi kuliah dan saya pergi ke PVJ. Nah apa hubungan kedua kalimat bercetak tebal tersebut??
Saya masuk ke sebuah boots pakaian, kemudian melihat kemeja yang dipakai oleh sebuah patung, dan tebak berapa harganya??
Rp. 1.299.000,00
Jiah. Tenang aja. Diskon 30% kok. Jadi harga sebenarnya adalahRp. 909.300,00
Mungkin saya yang ga tau harga tapi kalo kita bawa kain ke tukang jahit dan nyuruh dia bikin kemeja ga bakal seharga itu kan? Jadi lagi-lagi kemeja ini harganya "sedikit" jauh diatas normal.Harga-harga yang ada di PVJ membuat saya emosi dan mengutuk tidak hanya harga barang yang dijual, tapi juga mengutuk orang-orang yang tiap hari belanja di mall ini dan juga mengutuk diri saya sendiri. Setelsh melihat harga-harga yang tidak masuk di akal dan kantong saya. Saya pun berniat untuk menjadi kaya. Bagaimana menjadi kaya? Harus Kerjanya di tempat yang bagus. Bagaiamana biar kerjanya bagus? Harus Rajin Kuliah.
Ya. harus Rajin Kuliah
Jadi, kalo anda kehilangan motivasi kuliah, pergilah ke PVJ....
2 comments:
hahahaha *terbahak-bahak*.
makanya jgn seseringan melihat harga..
Weh. Kubaca tweet mu tentang mengapa Suami mu harus kaya. Ahaha.
Post a Comment
Terima Kasih. Komentarnya sangat saya hargai dan saya tunggu-tunggu tiap hari :)