Waktu. Modal kehidupan...

Di ITB, saya punya kenalan. Anak Fisika Teknik. Anak UKSS. Sekarang udah lulus. Beberapa bulan setelah diwisuda langsung di terima kerja. Cum laude cukup 3,5 tahun saja. Dia kalo ga salah kerja di perusahaan minyak, ga yakin juga sih. Fresh graduate dengan gaji 10juta/bulan. Mungkin perlu saya bold, warna merah dan memperbesar hurufnya:

Fresh graduate dengan gaji 10 juta/bulan !!!

Dalam bayangan saya, saya dulu rencananya abis kuliah, ngelamar kerja. Dapat gaji 3 juta, trus lama2 naik jadi 5 juta. Pas saya udah jadi Bos, jadi 10 juta. Nah, si Kakak ini, abis wisuda dilamar sama perusahaan, ga usah nyari2. Dan gajinya 10 juta!!

Ckckck... Pernah diceritain gini, dosennya maksa dia ngambil 24 sks, ga sengaja pas keluar transkrip, ga sengaja A SEMUA!!!

Kenapa dibilangnya ga sengaja?? Soalnya pernah dia main PES sampe jam 5 shubuh bareng teman2 kosannya. Jam 5 itu katanya dia berhenti main, anak2 lain masih pada lanjut. Dia terus ditanyain gini:
"Kok brenti Wan??
Dijawab dengan: "Sorry, ada UTSku bentar pagi..."

OWNING!!!

Speechless...


------------potong disini------------

Abang Wawan pernah berpesan seperti ini waktu kopi sore UKSS(unit kesenian sulawesi selatan):

"Waktu itu satu2nya alat tukar mu di dunia. Modalmu. Nah. Sekarang terserah kau, mau tukar dengan apa ini waktu. Kalo kau tukar dengan main dota, maka skill dota yang kau dapat. Kalo kau tukar dengan belajar, ya ilmu yang kau dapat..."

Kata2 diatas betul2 saya pahami, tapi entah mengapa saya tetap tidak berubah.